Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Sajak Dua Puluh Tiga Mei

Hari ini dua puluh tiga mei berulang Namun bukanlah kelahiran Melainkan rentan usia yang Tuhan titipkan Pun bukan pengulangan kelahiran Melainkan kepulangan yang mendekat jarak Dengan usia, aku mencinta dan dicinta Dengan usia, aku lahir menjadi puisi dari syair yang dititipkan Tuhan pada rahim ibuku Dengan usia, kaulah Tuhan yang mengatur segala cita hingga purna menjadi nyata Maka.. Untuk segala ucapan yang menjadi doa untukku Untuk banyak hal yang pernah aku semogakan Membatin ayat-ayatku Berdoa sajak-sajakku Dari bibir yang dikaruniakan untukku Terlantun lisan kesyukuran atas segala nikmat kehidupan Untuk usia yang sudah dua puluh tiga tahun lamanya Selasa, 23 Mei 2017

Muhammad Yunus, Pemuda yang Memilih Menjadi Imam Masjid

Terucap syukur untuk segala kenikmatan yang diberikan lewat langit yang memancarkan rona jingga. Menyaksikan dedaunan yang dengan syahdu menerima kehidupan. Siulan burung kenari yang menari di udara seolah memberikan isyarat bahwa dia pun sedang bersyukur kepadaNya. Aku pun yakin bahwa di belahan bumi lainnya ada gunung-gunung hijau yang menjulang, tampak megah dan asri atas kuasaNya. Langit senja perlahan berubah warna jingga keabu-abuan, nampak serasi dengan alunan ayat Ilahi yang dikumandangkan muadzin. “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, ....”             Suara adzan menggema membelah langit senja. T ampak beberapa derap langkah kaki menuju masjid Cheng Hoo . Rumah Allah yang terletak di sudut kota metropolitan itu selalu ramai dikunjungi. Orang tua, bapak-bapak, ibu-ibu, gadis dan para remaja, tak ketinggalan bocah-bocah kecil juga ber bondong-bondong datang melaksanakan shalat berjamaah ke masjid Cheng Hoo . Setelah ber wudhu, aku dan jamaah lainnya

Kurawat Senyum Di Wajah Mereka

“..sebab bahagia itu sederhana. Sesederhana ketika kita dapat melihat orang lain tertawa bahagia, ketika kita dapat berbagi, mengabdi dan bersyukur.” Matahari dengan terpaan sinarnya menerjang wajah dan seluruh tubuhku. Siang yang cerah dengan udara yang begitu terik terasa. Hembusan angin yang bertiup meruntuhkan dedaunan yang kering. Lima belas menit dengan scooter merah yang kugunakan telah membawaku tepat di depan mereka yang sedang berkumpul menungguku. Mereka yang memenuhi ruang ingatanku akhir-akhir ini. Wajah-wajah yang selalu tersenyum ceria menari-nari di pelupuk mata. Meraka adalah sekelompok anak yatim. Seorang anak yang tidak memiliki bapak yang harus benar-benar berjuang untuk tetap melanjutkan sekolah dan membantu ibunya bekerja dalam mempertahankan kehidupannya. Mereka yang membuat hidupku menjadi lebih bernilai. Mereka yang membuatku mampu melihat banyak orang khususunya anak yatim dhuafa yang membutuhkan uluran tangan. Mereka membuatku ingin berbagi. Aku harus

Si Bulet Yellow

Hampir semua orang mempunyai benda kesayangan, benda paling unik dan paling berkesan, misalnya boneka, laptop, gitar, dan guling. Sebuah benda yang teramat disukai melebihi segalanya, rasanya akan sulit memalingkan wajah dari benda tersebut. Kamu akan menyimpannya walaupun sudah berdebu, memudar, menua dan semacamnya. Kamu juga pasti akan memberikan nama yang unik untuk benda kesayanganmu. Memberi nama tertentu yang sesuai dengan warna, bentuk dan sejarahnya. Menurut Jean Piaget seorang psikolog Swiss mengatakan dalam Teori Perkembangan Kognitif yang dikembangkannya, bahwa memberi nama pada barang dikarenakan bawaan karakter yang memang imajinatif. Biasanya hal ini dilakukan pada benda kesayangan yang kebanyakan benda-benda itu membersamai diri dalam keseharian. Campuran antara rasa membutuhkan dan sayang. Bisa dikatakan semacam ikatan emosional. Kira-kira benda apakah yang akan kamu sebutkan ketika pertama kali ditanya tentang apa benda kesayanganmu. Apakah kamu perlu wakt

Resensi Anak Semua Bangsa Karya Pramoedya Ananta Toer

“dengan rendah hati aku mengakui : aku adalah bayi semua bangsa dari segala jaman, yang telah lewat dan yang sekarang. Tempat dan waktu kelahiran, orang tua memang hanya satu kebetulan, sama sekali bukan sesuatu yang keramat” "Anak Semua Bangsa" merupakan roman sejarah bangsa Indonesia. Buku ini bukan sekedar novel atau roman belaka. Paramoedya berusaha untuk menggugah dan menggali rasa nasionalisme dalam diri pembaca terhadap bangsanya melalui tokoh Minke, Nyai Ontosoroh, Surati, Trunodongso, cerita tentang pergerakan yang telah dilakukan oleh bangsa lain dan sebagainya. Melihat kenyataan sekarang bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia telah memudar. Sadar atau tidak sadar Indonesia saat ini juga dijajah oleh bangsa asing. Mungkin tidak sebanding dengan masa penjajahan dahulu tapi sebenarnya sangat menyakitkan melebihi sakit yang diderita oleh Surati dan Trunodongso. Jadi, perbedaan yang dialami nenek moyang kita dahulu dan yang dialami oleh kita saa

Team Speaking Class FKBS

Halo guys, kali ini aku akan bercerita tentang teman kelas english club di FKBS. Belajar di FKBS, berasa begitu seru. Kelas yang berlangsung 2 jam pun jadi ngak kerasa. Kelasnya berakhir nyaris ngak pernah tepat waktu, kelebihan waktu maksudnya. Terkadang materi dibuat semacam game sampai ngakak guling-guling di kelas. Bagi yang salah akan mendapat reward coretan di wajah pakai tepung atau bedak. Semakin banyak salah, semakin banyak pula coretan di wajah. Pulang-pulang cantik dan ganteng semuanya. But, belajar bahasa inggrisnya jadi lebih menyenangkan.             Kalau kamu ke FKBS dan mengambil kelas basic speaking , kamu akan bertemu dengan Mr. Taufik. Tutor yang friendly banget (lihat cowok yang pakai baju biru di foto). Tutor yang tidak pernah marah dan bisa diajak ngakak bersama J .             Next Mr. Fahri, cowok yang memakai baju kemeja abu-abu (Tinggi-Gemuk). Teman kelas yang paling santai. Pita suaranya ituloh, menghasilkan suara yang adem apalagi kalau lagi be